Sebuah “cubitan” pasti terasa sakit dan seringkali
membuat tangis, tapi dengan cubitan sebuah kesalahan akan diperbaiki, dan
tindakan buruk akan diingat untuk tidak diulangi.
Dalam
keseharian, sudah pasti kita pernah merasakan cubitan orang tua kita, guru atau bahkan
orang terdekat karena kita telah melakukan kesalahan. Apakah mereka ingin
benar-benar menyakiti? Tentu tidak, mereka hanya ingin kita memperbaiki
kesalahan kita, membuat kita menjadi lebih baik. Dan inilah yang kusebut dengan
“cubitan sayang”.
Bagiku, cubitan sayang tak benar-benar menyakiti, tapi terasa seperti menaiki sebuah bianglala yang pada posisi tertentu akan menakutkan, tapi anehnya kita merasa senang dan ketagihan untuk menaikinya kembali.
Setelah benar-benar mengerti arti cubitan sayang, kini aku bisa menyebut jika aku telah memiliki sebuah cubitan yang sangat istimewa dari Yang Teristimewa. Cubitan sayang dari Allah SWT.
Sudah beberapa
hari, hati ini terasa cemas, takut dan penuh rasa lemah. Sudah mencoba
mencari-cari apa dan mengapa, hingga akhirnya timbul rasa malas, abai terhadap
panggilan Allah, tak ada lagi ruang sesi konsultasi kepada Allah, salat pada
ujung waktu, susah berlama-lama solat,
ketika solat memikirkan hal-hal yang tidak penting, dan yang yang paling berbahaya adalah ketika
dalam pikiran ini banyak muncul kata “seandainya”.
Hingga puncaknya di suatu sore. Tiba-tiba muncul dalam pikiran hal-hal sudah seharusnya terlupa dan dilupakan, yang mulai
mengusik kembali. Hingga tak sanggup menahan derasnya air mata.
Maha Sayangnya Allah kepada umat-Nya. Ternyata Allah telah memberikanku
sebuah “cubitan” pelan. Cubitan itu sangat
terasa. Dengan cara-Nya, telah diperlihatkan kepadaku suatu hal yang benar-benar
membuat air mata ini membanjir. Sakitkah?Pasti!! Dan disaat itulah, hati ini tersadar yang
harus dilakukan, bersimpuh, mengadu, dan mencurahkan semuanya hingga
benar-benar ketenangan menyelusup.
Sedikit demi sedikit kucari jawaban. Perlahan tapi pasti, ketenangan mulai
mengalir seiring dengan untaian kalimat yang dipanjatkan kepada-Nya, dengan membuka
kembali lembaran ayat-ayat-Nya hingga terbaca:
“dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah
kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Allah” (QS. Ar-Rum:30”).
Inilah “cubitan
sayangmu”
Ya Allah. Sungguh tak pernah Engkau benar-benar menyakiti umat-Mu, tapi Engkau ingin
senantiasa merengkuh umat-Mu dalam kasih sayang-Mu.
“Ya Allah, jika aku mulai
bersikap seperti sebelumnya ingatkan aku, jika perlu cubitlah aku, tapi
lakukanlah dengan sayang-Mu yang tiada batas.
0 komentar:
Posting Komentar